PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Film merupakan media komunal (komunikasi digital) dan cangkokan
dari berbagai teknologi dan unsur-unsur kesenian. Ia cangkokan dari
perkembangan teknologi fotografi dan rekaman suara. Juga komunal berbagai
kesenian baik seni rupa, teater, sastra, arsitektur hingga musik. Maka
kemampuan bertumbuh film sangatlah bergantung pada tradisi bagaimana
unsur-unsur cangkokan teknologi dan unsur seni dari film yang dalam
masyarakat masing-masing berkembang pesat dicangkok dan dihimpun.
Dengan demikian tidak tertinggal dan mampu bersaing dengan teknologi
Film bukanlah hal yang baru di mata masyarakat terlebih lagi di
kalangan pelajar di kota-kota besar, seperti Jakarta. Film telah menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat modern. Belakangan ini film telah menjadi sorotan
bagi pencinta film di tanah air. Film merupakan seni mutakhir di abad ke-20.
Ia dapat menghibur mendidik, melibatkan perasaan, merangsang pemikiran,
Film Indonesia sekarang ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan
rakyat sejak masa tradisional, masa penjajahan sampai masa kemerdekaan ini.
Untuk meningkatkan apresiasi penonton film Indonesia adalah
menyempurnakan permainan trik-trik serealistis dan sehalus mungkin, seni
akting yang lebih sungguh-sungguh, pembenahan struktur cerita, pembenahan
setting budaya yang lebih dapat dipertanggungjawabkan, penyuguhan gambar
Memasuki sepuluh tahun era reformasi Indonesia, ternyata
perkembangan dunia perfilman Indonesia bak jalan di tempat. Banyak
masalah harus dibenahi, misalnya persaingan usaha yang tidak sehat di antara
pengusaha bioskop; kreativitas sutradara, produser, penulis skenario, artis dan
aktor Indonesia belum benar-benar mendapatkan ruang kebebasan; tidak
adanya kewajiban menayangkan film Indonesia di bioskop Indonesia; serta
minimnya digitalisasi produksi film Indonesia.
Sementara itu, revolusi digital yang sudah lama terjadi dijagat sinema,
belum menyentuh wilayah konsumsi di Indonesia. Fenomena digital baru
berlangsung di tingkat produksi. Produser sudah merasakan manfaat ekonomis
kehadiran teknologi video digital, sedangkan penonton belum mendapatkan
manfaat ekonomis tersebut. Penyebabnya karena tak semua bioskop bisa
Film sebagai seni yang sangat kuat pengaruhnya dapat memperkaya
pengalaman hidup seseorang, dan bisa menutupi segi-segi kehidupan yang
lebih dalam. Film bisa dianggap sebagai pendidik yang baik. Selain itu, film
selalu diwaspadai karena kemungkinan pengaruh-pengaruhnya yang buruk
untuk masyarakat. Terlebih lagi para generasi muda yang acap kali suka
menirukan adegan-adegan yang ada di dalam film.
Pada tahun 2008 MVP Pictures membuka lembaran dengan sebuah
film komedi berjudul 'Kawin Kontrak'. Film 'Kawin Kontrak' adalah film
dengan isi lawakan atau komedi yang vulgar. Film ini dikhususkan untuk
Film 'Kawin Kontrak' adalah film komedi produksi MVP Pictures
(Multivision) dirilis 9 Januari 2008 yang disutradarai oleh Ody C. Harahap.
'Kawin Kontrak' bercerita tentang petualangan tiga cowok ABG, Rama
(Dimas Aditya), Dika (Herichan), serta Jody (Ricky Harun), memiliki obsesi
sama untuk melakukan seks tanpa resiko apapun (resiko hamil, harus kawin,
resiko ketahuan dan dihakimi warga, dan resiko harus mengasuh anak).
Mereka sepakat mencari cara termudah, yaitu dengan Kawin Kontrak. Setelah
itu, mereka mencari gadis kampung untuk diajak kawin kontrak. Untuk
mempersiapkan hubungan seks, mereka sudah mempersiapkan alat-alat seperti
cialis, viagra, hingga karet gelang.
Untuk mencari gadis, mereka pergi ke desa Sukasararean. Di sana
mereka bertemu Kang Sono (Lukman Sardi), seorang 'germo' kawin kontrak.
Dengan bantuan Kang Sono, mereka akhirnya melakukan kawin kontrak
dengan penghulu Pak Aan (Unang) dan Bu Aan (Mieke Amalia) yang juga
menjalankan bisnis penginapan dan penyediaan surat nikah.
Jody terobsesi dengan wanita lebih tua yang lebih mahir bercinta,
melakukan kawin kontrak dengan Teh Euis (Wiwid Gunawan), janda seksi
dan sensual beranak satu. Dika yang memiliki kecenderungan sadomasochist
melakukan kawin kontrak dengan Rani (Masayu Anastasia) yang lihai
menggebuk kasur. Sedangkan Rama, seorang playboy pilih-pilih, melakukan
kawin kontrak dengan Isa (Dinda Kanyadewi) karena terbuai dengan
kecantikan dan kelembutannya yang natural.
Namun, obsesi mereka belum terpuaskan karena kesibukan pasangan
masing-masing. Teh Euis selalu disibukkan dengan berbagai alasan ajaib yang
muncul di saat-saat penting, dan galaknya Rani ternyata menyimpan rapat-
rapat sebuah rahasia, serta kelembutan Isa sedang terancam sebuah rencana
jahat. Kawin kontrak yang mereka lakukan justru membuat mereka memulai
petualangan lucu dari tiga cowok ABG dalam menaklukkan gadis idaman
mereka. Karena itu pula, mereka akhirnya dapat menemukan perasaan yang
Cerita film tersebut terinspirasi dari fenomena riil masyarakat yang
terjadi di Indonesia, praktik pernikahan yang terikat perjanjian dengan
ketentuan waktu atau dikenal dengan istilah kawin kontrak. Fenomena kawin
kontrak, ujarnya, booming dan menyita banyak perhatian masyarakat dalam
tujuh tahun belakangan ini, karena disebut-sebut "melegalkan" praktik
Film 'Kawin Kontrak' seharusnya membuat generasi muda sadar
betapa salahnya melakoni kawin kontrak hanya demi seks semata. Generasi
muda biasanya menghadapi masalah sosial dan biologis. Masa remaja dikenal
sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja kesukaran bagi individu yang
bersangkutan, tetapi juga bagi orangtuanya, masyarakat bahkan seringkali nagi
polisi. Hal ini disebabkan masa remaja merupakan masa transisi antara masa
Pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda
seolah-olah terjepit antara norma-norma lama dengan norma-norma baru
(yang kadang-kadang belum terbentuk). Generasi tua seolah-olah tidak
menyadari bahwa sekarang ukurannya bukan lagi segi usia akan tetapi
kemampuan. Yang menjadi persoalannya adalah bahwa generasi muda sama
sekali tidak diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya; setidak-
tidaknya pendapat mereka. Para remaja perlu belajar banyak mengenai nilai
Pengaruh film itu besar sekali terhadap pikiran, jiwa manusia, dan
perilaku. Penonton tidak hanya terpengaruh sewaktu atau selama duduk di
dalam gedung bioskop, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama. seiring
dengan informasi yang diterima. Dengan demikian, film merupakan
perpaduan budaya asing dengan budaya asli sehingga mempengaruhi tingkat
pemikiran, gaya hidup, bentuk hubungan pertemanan, demokratisasi pada
hubungan antar anggota sebuah keluarga. Salah satu bentuk informasi yang
sering ditemui saat ini adalah film. Dimana para Production House atau
Rumah Produksi menyajikan film-film yang dapat merangsang emosi para
remaja. Belakangan ini rumah produksi banyak memproduksi film-film
percintaan di kalangan remaja dan komedi-komedi yang vulgar. Seperti : Ada
Apa Dengan Cinta, Eiffel I’m in love, Apa Artinya Cinta, Dealova,
Cintapuccino, Coklat Strawberry, Get Married, Lost in Love, Coblos Cinta,
Kawin Kontrak, Xtra Large, Drop Out, Namaku Dick, Anda Puas Saya Loyo,
Yang mudah dan dapat terpengaruh oleh film adalah anak-anak dan
pemuda-pemudi. Untuk itulah film Kawin Kontrak akan di teliti adakah dan
seberapa erat hubungan film kawin kontrak dengan persepsi mahasiswa
jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UPN ”Veteran” Jakarta. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan latar belakang di atas maka penulis
merumuskan masalah dari penelitian ini adalah :
“Adakah hubungan film kawin kontrak dengan persepsi mahasiswa jurusan
ilmu komunikasi angkatan 2007 FISIP UPN ”Veteran” Jakarta?”
Dari hasil rumusan masalah, penulis menyusun judul penelitian:
“Hubungan Film Kawin Kontrak Dengan Persepsi Mahasiswa Jurusan Ilmu
Komunikasi Angkatan 2007 FISIP UPN ”Veteran” Jakarta. 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilaksanakan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan film kawin kontrak dengan
persepsi mahasiswa jurusan ilmu komunikasi angkatan 2007
2. Untuk mengetahui tingkat hubungan film kawin kontrak
dengan persepsi mahasiswa jurusan ilmu komunikasi angkatan
2007 FISIP UPN ”Veteran” Jakarta. 1.4 Signifikasi Penelitian 1.4.1 Signifikasi Teoritis.
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan mengenai
pengembangan ilmu komunikasi pada umumnya, dan ilmu jurnalistik pada
1.4.2 Signifikasi Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi nyata kepada
mahasiswa jurusan ilmu komunikasi angkatan 2007 FISIP UPN “Veteran”
Jakarta dalam memberikan persepsi terhadap film kawin kontrak. 1.5 Sistematika Penulisan
Dalam menyusun laporan ini sistematika yang digunakan adalah
melalui pengamatan dan observasi. Sistematika ini saya bagi dalam 5 bab
Memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, signifikasi, dan
Pada bab ini merupakan penjabaran secara umum mengenai teori
dasar, definisi konsep, konstelasi masalah, dan hipotesis.
Pada bab ini berisikan metode penelitian, populasi dan sample,
metode pengumpulan data, metode analisis data, waktu dan
Pada bab ini mencakup uraian mengenai hasil penelitian,
Berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini.
Use of antiviral drugs against influenza A(H1N1) 21 May 2009 For what purposes can antiviral drugs be used against influenza A(H1N1)? So far most people who have contracted the new A (H1N1) virus have experienced influenza-like symptoms (such as sore throat, cough, runny nose, fever, malaise, headache, joint/muscle pain) and recovered without antiviral treatment. Antiviral drugs may
En teric He althcare Technology Co-operative Daily Mail report on PTNS In late August there was an article in the Daily Mail’s ‘Good Health’ section reporting on the multicentre trial of PTNS (percutaneous tibial nerve stimulation) being led by NIHR Enteric HTC in conjunction with Bowel and The article focused on a case study involving a patient who had developed c